tak akan pula menghapal ucapan tercela
Ia curahkan semua tenaga,
dan bila bicara indah dan benar ucapannya
Awalnya dia seorang yang kaya raya yang berprofesi sebagai lintah darat. Ia tinggal di Bashrah. Setiap hari ia berkeliling kota untuk menagihi orang-orang yang berhutang padanya. Jika tidak ada uang, ia akan meminta pembayaran dengan kulit domba untuk bahan sepatunya, begitulah mata pencahariannya.
Saat Ahmad mendengar berita pencurian itu, ia berkata pada muridnya, “Bangkitlah, musibah telah menimpa tetangga kita. Mari kita ke rumahnya dan menyatakan ikut berduka, walaupun ia seorang Zoroastrian, namun ia tetap tetangga kita.”Ketika mereka tiba di depan pintu rumah Bahram, si tuan rumah nampak sedang menyalakan api sesembahannya. Bahram berlari menyambut mereka dan mencium tangan Ahmad. Bahram berpikir mungkin mereka lapar. Walaupun saat itu roti sulit di dapat, Bahram menyuguhkan roti di atas meja untuk mereka.