Peringatan-peringatan Ruhani dan Hijab Akidah
“Wahai
Bani Israil, ingatlah kalian akan nikmat-Ku, yang telah Aku berikan
kepada kamu, dan tepatilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi
janji-Ku kepadamu, dan hanya kepada-Ku-lah kamu menyembah (tunduk).”
“Dan berimanlah kamu kepada
apa yang telah Aku turunkan (al-Qur’an), yang membenarkan apa yang
ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama-tama
kafir kepadanya, dan janganlah kamu menjual ayat-ayat-Ku dengan harga
rendah, dan hanya kepada-Ku-lah kamu bertakwa.”
Ibnu Arabi
mengatakan dalam Tafsir Tasawufnya, bahwa Bani Israil sebenarnya
tergolong kelompok halus Budi Ilahi (Ahlul Luthfil Ilahi), penerima
nikmat hidayah dan Nubuwwah, dan karena itu, Allah mengingatkan mereka
dengan kebesaran dan nikmat yang dahulu itu. Di samping mengingatkan
akan perjanjian yang harus dipenuhi antara Allah dan Bani Israil.
Allah
mengingatkan kembali kepada mereka karena mereka telah alpa dalam
kenikmatan semu hijab akidahnya sendiri, sehingga Bani Israil merasa
superior. Dan superioritas itulah yang sesungguhnya bisa menjadi tabir
hubungan antara hamba dengan Allah Ta’ala.
Nikmat Tajalli Af’al
dan Sifat Ilahiyah yang dihamparkan oleh Allah untuk menuju tauhid Dzat
atau tersingkapnya Hijab Dzat, sangat berhubungan dengan al-Qur’an yang
diturunkan di kemudian waktu, yang membenarkan Taurat. Taurat yang
merupakan Tajalli Af’al, sementara al-Qur’an adalah Tajalli Sifat Allah,
adalah penyempurna agar penyingkapan Dzatullah semakin dekat.
Karena
itu peringatan Allah terus berlanjut, “Janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepada-Ku.” Maksudnya janganlah kamu, justru menjadi
pelopor hamba Allah yang memasuki alam hijab-Ku, karena hijab akidahmu
selama ini, karena kamu menjual ayat-ayat-Ku -- sebagaimana dalam Surat
Ikhlas dan Ayat Kursi -- yang menunjukkan penampakan Sifat dan Dzat-Ku,
dengan harga yang hina, yaitu dengan hijab yang gelap gulita darimu.
Hijab
hina itu berupa sifat-sifat nafsu atau egoisme maniak yang menyeret
mereka pada hedonisme atau kenikmatan fisik material belaka, di samping
hasratmu pada balasan pahala amaliyah dengan pentauhidan Af’al Allah.
Karena
itu hendaklah Bani Israil itu waspada adanya syirik, takutlah pula dari
lecutan keperkasaan-Ku, kebesaran-Ku, hijab-Ku, dengan cara kalian
meraih ridla-Ku. Karenanya janganlah kalian membuat ketetapan sifat
selain Diri-Ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar