Sabtu, 06 April 2013

Al-Baqarah Ayat 40-41

Peringatan-peringatan Ruhani dan Hijab Akidah 
“Wahai Bani Israil, ingatlah kalian akan nikmat-Ku, yang telah Aku berikan kepada kamu, dan tepatilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan hanya kepada-Ku-lah kamu menyembah (tunduk).” “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur’an), yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama-tama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menjual ayat-ayat-Ku dengan harga rendah, dan hanya kepada-Ku-lah kamu bertakwa.”


Ibnu Arabi mengatakan dalam Tafsir Tasawufnya, bahwa Bani Israil sebenarnya tergolong kelompok halus Budi Ilahi (Ahlul Luthfil Ilahi), penerima nikmat hidayah dan Nubuwwah, dan karena itu, Allah mengingatkan mereka dengan kebesaran dan nikmat yang dahulu itu. Di samping mengingatkan akan perjanjian yang harus dipenuhi antara Allah dan Bani Israil.

Allah mengingatkan kembali kepada mereka karena mereka telah alpa dalam kenikmatan semu hijab akidahnya sendiri, sehingga Bani Israil merasa superior. Dan superioritas itulah yang sesungguhnya bisa menjadi tabir hubungan antara hamba dengan Allah Ta’ala.

Nikmat Tajalli Af’al dan Sifat Ilahiyah yang dihamparkan oleh Allah untuk menuju tauhid Dzat atau tersingkapnya Hijab Dzat, sangat berhubungan dengan al-Qur’an yang diturunkan di kemudian waktu, yang membenarkan Taurat. Taurat yang merupakan Tajalli Af’al, sementara al-Qur’an adalah Tajalli Sifat Allah, adalah penyempurna agar penyingkapan Dzatullah semakin dekat.

Karena itu peringatan Allah terus berlanjut, “Janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepada-Ku.” Maksudnya janganlah kamu, justru menjadi pelopor hamba Allah yang memasuki alam hijab-Ku, karena hijab akidahmu selama ini, karena kamu menjual ayat-ayat-Ku -- sebagaimana dalam Surat Ikhlas dan Ayat Kursi -- yang menunjukkan penampakan Sifat dan Dzat-Ku, dengan harga yang hina, yaitu dengan hijab yang gelap gulita darimu.

Hijab hina itu berupa sifat-sifat nafsu atau egoisme maniak yang menyeret mereka pada hedonisme atau kenikmatan fisik material belaka, di samping hasratmu pada balasan pahala amaliyah dengan pentauhidan Af’al Allah.
Karena itu hendaklah Bani Israil itu waspada adanya syirik, takutlah pula dari lecutan keperkasaan-Ku, kebesaran-Ku, hijab-Ku, dengan cara kalian meraih ridla-Ku. Karenanya janganlah kalian membuat ketetapan sifat selain Diri-Ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar