Sabtu, 06 April 2013

Al-Baqarah Ayat 63-64

Pelajaran Degradasi Spiritual dari Bani IsrailDimaksud perjanjian adalah janji yang lalu maupun yang akan datang, yang ada dalam Taurat, atau yang dialamnya ada bukti-bukti rasional melaui pentauhidan Tindakan Ilahi dan Sifat-sifat Ilahi, lalu disanalah diangkat ke dalam kesan otak dari pemahaman hakikat makna-maknanya.
"Ketika Kami mengambil perjanjianmu dan meninggikan di atasmu bukit, "Ambillah apa yang Kami datangkan kepadamu dengan kegigihan, dan perhatikanlah apa yang di dalamnya agar kamu menjadi orang yang bertaqwa." (Q.S. Al-Baqarah : 63)

"Kemudian setelah itu kamu belokkan. Kalau bukan karena anugerah Allah kepadamu dan rahmatNya, niscaya kamu tergolong orang-orang yang merugi.” (Q.S. Al-Baqarah : 64)

Maka terimalah apa yang Kami sampaikan di dalam Taurat yang merupakan (Al-Kitabul 'Aqly al-Furqany) dengan sikap yang serius dan gigih. Maka jagalah aturan hukum, pengetahuan, hakikat, dan syariatnya, agar kalian bisa menjaga diri dari kemusyrikan, kebodohan dan kefasikan.

Tetapi setelah itu, kamu lebih mengarah kepada orientasi kerendahan. Kalau bukan Fadhal dan Rahmat Allah melalui hidayah terhadap arah akalmu, dan RahmatNya melalui Cahaya hati dan syariatmu, pasti kalian tergolong orang yang rugi.

Ulasan
Inilah peringatan Allah kepada Bani Israil ketika kaum Nabi Musa ini mulai menyimpang dari Arah Tauhid yang hakiki, menuju arah kerendahdinaan kebodohan. Sebuah pelajaran bagi kita, agar kita tetap berpegang pada Hidayah dan Cahaya Allah yang membimbing akal dan hati kita, jangan sampai kita dibimbing oleh nafsu dan ego kita yang rendah. Karena nafsu dan ego ini merupakan hijab yang menutupi hidayah dan cahayaNya.
Hakikat makna-makna yang tercetak dibalik ayat-ayat Ilahi adalah pengetahuan dan kema'rifatan atas Tauhidnya. Tetapi eksploitasi keakuan dan nafsu telah menyeret seseorang kepada pengabaian, penolakan terhadap anugerah dan Cahaya Allah, Fadhal dan RahmatNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar